Berlangganan Produk Kami

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Senin, 19 Maret 2012

Bolehkah saya.....

"Kalo gak pernah ngerasa memiliki, seharusnya gak pernah ngerasa keilangan.."

Membaca salah satu tweet dari teman saya sore ini entah kenapa rasanya agak "mengena" aja. Yups, tak jarang mungkin kejadian seperti itu menimpa pada kehidupan manusia, termasuk saya. Entah itu termasuk egosentris dari seorang manusia atau pun bukan, rasanya sih itu masih termasuk humanity.

Objek yang dijadikan kepemilikan pun bisa bermacam-macam, dari yang real, concrete maupun yang abstrak. Contoh yang real dan concrete, jelas berupa barang/benda. Misalnya kita sangat menginginkan untuk memiliki suatu barang, namun koQ rasanya untuk saat ini masih merupakan angan-angan, walaupun sangat berharap suatu hari nanti kita akan mempunyai barang tersebut dengan label "It's Mine". 

Salah satu cara, saat kita memerlukan barang tersebut, adalah dengan jalan meminjam kepada orang yang telah memilikinya, entah itu teman, saudara, atau mungkin orang tua. Saat dipinjamkan, waah rasanya seneng banget, terbayang di angan akan digunakan untuk apa dan seperti apa nantinya. Wajah sumringah, senyum simpul, nampak jelas, walaupun sadar bahwa ini hanya sesaat. Hingga tiba saat pengembalian kepada yang memiliki. Ada kalanya ikhlas, karena memang tahu bahwa yang namanya pinjam ya harus dikembalikan. Namun, jika mau jujur, tak jarang pula dalam hati terbersit "aahh, bisakah lebih lama lagi saya pinjam?"...masih belum puas rasanya...masih ingin berlama-lama dengannya". Hingga secara tak sadar, kita pun merasa sedikit kehilangan benda tersebut.

Hal lain yang berbentuk abstrak adalah "perasaan dalam suatu hubungan". Entah itu hubungan pertemanan, persahabatan maupun percintaan. Waahh, sebenarnya kalo membahas masalah hubungan, terkadang agak "sensitif" hehehhe..Kali ini yang mau saya coba angkat adalah hubungan pertemanan aja deh. 

Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang memerlukan interaksi dengan sesama dan lingkungan. Gak kebayang saya, kalo di dunia ini saya cuma sendiri, gak ada teman ngobrol, ga ada teman berbagi, sementara saya termasuk orang yang sering curhat kalo ada masalah, mencoba diam aja cuma bertahan tidak sampai 2 hari sepertinya, hehhee...

Dalam berteman pastinya selalu berkomunikasi, berinteraksi, bisa secara langsung maupun tidak langsung. Langsung terlibat dalam percakapan secara face to face dan dalam ruang yang sama. Tidak langsung, ya bisa melalui telephone, chat YM, maupun yang sekarang sedang trend dan termasuk ekonomis adalah melalui "Blackberry Messenger (BBM)". Banyak hal bisa dibicarakan melalui media tersebut. Banyak pula cerita yang bisa di-share menggunakan media kecil dan terkesan intim itu, karena pastinya selalu ada di genggaman tangan sang pengguna. Tercipta suasana senang, gembira, sedih, atau mungkin terkadang kesal dan salah paham karena kadang sinyal yang error atau message yang pending. Satu yang pasti, perasaan semakin akrab dan dekat tercipta dengan sendirinya seiring intensitas berkomunikasi. Secara tidak langsung seakan menimbulkan rasa "memiliki".

Namun, dalam menjalin hubungan sesama manusia, tentunya berbeda dengan benda mati. Perasaan saling memahami, toleransi, dan pengertian sangat perlu jika kita ingin menjaga hubungan tersebut tetap baik. Mungkin ada kalanya teman kita memerlukan waktu untuk dirinya sendiri, sehingga dia tidak menceritakan hal-hal tertentu kepada kita. Mungkin ada kalanya pula dia merasa "bosen ah ngomong sama kamu terus", sehingga dia berinteraksi kepada orang lain.  

Apapun situasinya dan apapun alasannya, kita tidak mungkin bisa memaksakan kehendak kepada teman untuk selalu berada dekat, karena dia  memiliki kehidupannya sendiri yang belum tentu kita paham akan dunia itu.

Dan kembali ke kalimat diatas  "Kalo gak pernah ngerasa (bisa) memiliki, seharusnya gak pernah (boleh) ngerasa keilangan.."  (walaupun secara jujur rasa kehilangan sempat hadir di dalam hati).